Jumat, 25 Januari 2019
Invinations
CIRI CIRI INVITATION TEXT
Karena berisi informasi tentang suatu acara atau event, maka ada beberapa hal penting yang harus ada dalam sebuah Invitation Text sekaligus menjadi ciri khas yang membedakan Invitation Text dengan jenis teks lainnya dalam Bahasa Inggris. Beberapa hal tersebut adalah berupa informasi tentang: lokasi atau tempat pelaksanaan acara, waktu penyelenggaraan yang meliputi keterangan jam dan hari nya, serta judul / nama / tema acara tersebut.
Lalu seperti apa sih sebenarnya contoh dari Invitation Text itu yang katanya sering banget kita temui sehari hari? Wah pastinya banyak banget dong, kalau kamu bikin acara di rumah, apapun itu pastinya kamu pengen banyak orang yang datang kan? Nah, disaat seperti ini kamu akan membuat undangan atau Invitation Text ini sobat. Jadi kalau kamu tanya contohnya seperti apa, saya bisa sebutkan mulai dari Undangan Pernikahan (Wedding Invitation), Undangan Ulang Tahun (Birthday Invitation), Undangan Aqiqah (Aqiqah Invitation), Undangan Pengajian, Undangan Arisan, Undangan Syukuran Wisuda, Undangan Syukuran Rumah Baru dan masih banyak lagi deh yang lainnya.
Biasanya Invitation Text atau teks Undangan ini mengandung jumlah kata yang tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan jenis teks bacaan lain dalam pelajaran Bahasa Inggris. Namun keunikannya adalah, biasanya sebagian besar undangan yang sering kita temui akan memiliki desain tampilan yang indah atau bahkan tampil dalam bentuk yang unik. Misalnya saja seperti undangan pernikahan, tidak hanya dari keindahan jenis font, dan pilihan warna saja yang ditonjolkan, namun juga bentuk yang unik. Nah, tapi ada juga lho contoh teks undangan yang bentuknya memang seperti surat yang mungkin terkesan kaku ya, undangan seperti ini biasanya berisi acara yang bersifat formal atau resmi seperti misalnya undangan pelantikan jabatan, atau undangan Takziah. Mungkin dari sinilah asalnya dikenal istilah Formal Invitation dan Informal Invitation.
Bagaimana sobat, sudah paham kan sekarang apa yang dimaksud dengan Invitation Text itu dan seperti apa bentuknya. Ternyata kita sangat sering ya berjumpa dengan teks Undangan ini dalam keseharian kita. Nah, selanjutnya kami akan menampilkan beberapa contoh yang berupa foto dari undangan beneran yang kebetulan ada di kantor.
Contoh Ungkapan Membuat, Menerima, dan Menolak Ajakan dalam Bahasa Inggris
Ketika kita merasa bosan berdiam diri dirumah, terkadang kita akan memutuskan untuk pergi keluar dan biasanya kita juga mengajak teman-teman kita. Jika teman yang kita ajak sedang tidak sibuk, tentu ia dengan senang hati akan menerima ajakan kita lalu menemani kita keluar. Namun, bisa saja teman kita menolak ajakan kita karena suatu kesibukan atau sudah ada janji sebelumnya.
Nah, dalam bahasa Inggris, ungkapan membuat, menerima, atau menolak suatu ajakan disebut dengan expression of making, accepting, and declining invitation. Adakah yang tahu apa saja contoh-contoh ungkapannya guys? Siapa tahu nih kalian punya kenalan bule dan kalian ingin mengajaknya untuk makan malam bersama, tentu kalian harus memberikan ajakan dalam bahasa Inggris. Agar kalian tidak penasaran lagi, yuk simak contoh ungkapan membuat, menerima, dan menolak ajakan (expression of making, accepting, and declining invitation) dalam bahasa Inggris berikut ini.
Making invitation:
Would you like to … (go with me)? (Maukah kamu … (pergi denganku?)).
Do you want to … (dance with me)? (Apakah kamu mau … (menari denganku?)).
How about … (having dinner together tonight)? (Bagaimana jika … (makan malam bersama malam nanti?)).
Let’s … (go to the park)! (Ayo kita … (pergi ke taman)!).
Can you … (come to my birthday party)? (Bisakah kamu … (datang ke pesta ulang tahunku)?).
Do you think … (you can come)? (Apakah menurutmu … (kamu bisa datang)?).
Would you be able to come? (Bisakah kamu datang?).
We hope you will join us. (Kami harap kamu bisa bergabung dengan kami?).
If you are not busy, please … (come to my wedding party). (Jika kamu tidak sibuk, tolong … (datang ke pesta pernikahanku)).
If you are free, can you … (go to music concert with me)? (Jika kamu tidak sibuk,, bisakah kamu … (pergi ke konser musik denganku)?).
If you don’t have any other plans, would you … (hang out with me)? (Jika kamu tidak memiliki rencana lain, maukah kamu … (pergi denganku)?).
Accepting invitation:
I’d love to. (Dengan senang hati).
I’d like to. (Dengan senang hati).
I’d be happy to. (Dengan senang hati/ saya akan senang).
I’d be glad to. (Dengan senang hati/ saya akan senang).
That sounds great! (Kedengarannya bagus!).
That would be terrific. (Itu akan menyenangkan).
That would be fun. (Itu akan menyenangkan).
That would be wonderful. (Itu akan menyenangkan).
I like that. (Aku menyukainya).
That sounds like fun. (Kedengarannya menyenangkan).
I’d be delighted to. (Dengan senang hati).
We’d be very happy to come. (Kami dengan senang hati akan datang).
We’d be very glad to come. (Kami dengan senang hati akan datang).
We’d be pleased to come. (Kami dengan senang hati akan datang).
Thanks for asking. (Terima kasih sudah menanyakan).
Thank you for inviting me. (Terima kasih sudah mengundangku).
Thank you for the invitation. (Terima kasih atas undangannya).
It’s very nice of you to invite me. (Terima kasih karena telah mengundangku).
Declining invitation:
I’m terribly sorry. I don’t think I can. (Saya sungguh meminta maaf. Saya rasa saya tidak bisa).
I really want to, but … (Saya sangat ingin, namun …).
I’d really like to, but … (Saya benar-benar ingin, namun …).
I’m sorry, but … (Maaf, namun …).
Sorry, I’m already tied up. (Maaf, saya sangat sibuk).
I’m very sorry, I can’t. (Saya sungguh meminta maaf, saya tidak bisa).
Thank you very much, but … (Terima kasih banyak, namun …).
Thanks for asking, but … (Terima kasih sudah menanyakan, namun …).
I can’t, … (I have got a lot of work to do). (Saya tidak bisa, … (Saya mempunyai banyak pekerjaan yang harus dilakukan).
Referensi
https://www.englishcafe.co.id/contoh-ungkapan-membuat-menerima-dan-menolak-ajakan-dalam-bahasa-inggris/
http://www.bigbanktheories.com/pengertian-invitation-text-lengkap-dengan-berbagai-contohnya/
PRESENTING (Visual Information)
PRESENTING
(Visual Information)
Business presentations for staff managers at all levels / tiers in a medium and large scale enterprises are common. Both in relation to the issue of marketing, finance, personnel, production, and information technology.
1. Purpose Business Presentations
Business presentations can be an integral part of every business activity preformance. A speaker who did a presentation in front of an audience must have specific goals to be achieved. To implement the above will require mental preparedness and understanding of the material to be conveyed, the tools used as well as a good understanding of the audience.
Each presentation made has a purpose of its own, depending on the circumstances and the purpose of the presentation does. In general, the purpose of a business presentation include:
· Inform business messages to the audience
Business messages delivered should be interesting, simple, easy to understand, and easy listening by the audience. Things to avoid are doing presentations that are dull, monotonous, vague and elusive language use.
· Entertain the audience
In addition to providing information, business presentation also aims to entertain the audience. In the art that in order to achieve the goal of business presentations, one speaker needs to tuck fresh humor, which is able to liven things up. Nevertheless, the atmosphere sebenarnay needs are maintained out of control and the actual presentation objectives are not achieved. A speaker who is an expert and experienced would know when he had a serious effect in his presentation, and when he had to insert a little humor to make the audience more fresh and not get bored.
· Touching emotions audience
In addition to the core of the charge delivered presentations, and be able to entertain the audience, prensentasi should also be able to touch the emotions and feelings of the audience to understand the material or the content of the presentation. it takes a special skill in its delivery. Usually when giving a presentation speaker combines the ability of expression, tone of voice, posture so as to make the audience get swept up in understanding.
· Motivate your audience to act something
In motivating the audience, a speaker needs to be stated explicitly and not use language preamble. that is to say what you want the speaker to be firmly and clearly covered in the presentation.
2. Informative presentations
The presentation is a way to deliver information that is owned by a speaker to the audience. Usually the information submitted has its own charge. In general presentation in which there is information delivery has implementations include:
· The presentation aimed to provide information
· Presentation of descriptive aimed submit a description or translation
· The presentation aimed at conveying the definition.
The success of the presentation is also supported by four sorts of other factors, namely:
· Para laguage
Way speakers deliver the message, including the speaking rate, pitch, volume and articulation of words.
· Body language
Often referred to as non-verbal communication, body and certain parts of the body can be used as a tool to support the effectiveness of the presentation. Part of the body that can help the effectiveness of the presentation, especially the face, eyes, hands and body position during the presentation.
· Conditions presentation room
Spatial and presentation room conditions can help or hinder the effectiveness of the presentation. The rooms were the extent commensurate with the number of the audience feel comfortable with the speaker and the audience.聽
· Other factors
Included in the other factors that can affect the success of the presentation is the appearance of the speaker and the clothing worn.
3. Use of Visual Aid
In the formal business presentations, speakers require a visual aid. Some of the benefits of the use of visual aid is
· Can simplify complex material that is easy to understand the audience
· Visual aids can help, both the speakers and the audience to remember聽 聽 important information from the presentation.
· Intended to add or create attraction presentation. After discusses some of the material, the speaker then showed a visual aid that has been prepared so that the presentation does not feel monotonous.
In the use of visual aids there are various things that need to be noticed one of them, namely:
· Develope Visual Aid
In the presentation, the speaker can use two types of visual aid, namely:
· Visual aid the natural form of writing (text visual aid).
In general, a visual aid in the form of writing used to indicate a conclusion presentation or to indicate the line of presentation.
· Visual aid in the form of graphs (graphic visual aid)
Visuals include visual aid charts include line graphs, pie charts, bar charts, organization charts, and diagrams of the map. The use of each visual aid in the form of graphs tailored to their needs. To compile a visual aid that can really help the presentation to obtain the benefits mentioned above tdaklah easy. Therefore, the preparation needs to be done carefully. Visual aid should be simple. The purpose of the simple visual aid is to be easily understood by the audience.
4. Choosing Media Visual Aid
Once you understand the two forms of visual aid, namely writing and graphics, next is to choose a medium to deliver it in a presentation. Media that can be used to convey the visual aid of the simplest available as a handout to the modern, namely computer. The following will discuss each briefly media.
· Handout
Handout visual aid is the most simple and easy to manufacture so widely used. Media handout allows the speaker to prepare, either written or graphic visual aid into the post and then duplicated and distributed to the audience (usually before the presentation starts). Handout contained a summary of presentation materials, conclusions, and graphs that help understanding the audience.
· The blackboard and whiteboard
Chalkboard da whiteboard is a visual medium that is simple and practical aid. In a presentation that was attended not too many people, the media blackboard and whiteboard can be used. However, for presentation to the audience a lot, of course, was not effective use of media. Examples of media presentation with blackboard and whiteboard is a presentation made by the Marketing Manager on ways memasrkan new product to its staff.
EXCHANGING INFORMATION (Showing Understanding and Sugesting Solutions)
EXCHANGING
INFORMATIONS
(Showing understanding and sugesting solutions)
(Showing understanding and sugesting solutions)
Dalam melakukan sebuah bisnis tentunya setiap
orang haruslah dapat melakukan pengembangan dan pelatihan terhadap dirinya dan
memberikan saran kepada setiap orang serta memberikan pemahaman dan memberikan
solusi atau jalan keluar apabila terdapat suatu masalah sehingga masalah dapat
terpecahkan atau selesai dengan cepat dan baik. Berikut ini adalah salah satu
contoh ungkapan yang sering dilakukan untuk menyelesaikan suaatu masalah sebagi
pengembangan diri seseorang dalam memecahkan suatu masalah.
Exercise 1
Useful Expressions, Ungkapan yang sering digunakan :
Useful Expressions, Ungkapan yang sering digunakan :
·
We need to do something about this.
·
Our options are limited.
·
What are our options?
·
How can we go about this?
·
Another option/an alternative would
be…
·
The best option would be…
·
We have no alternative, but to…
·
The only thing we can do at this
point is…
·
On the upside,…
·
I called this meeting to…
·
Something needs to be done.
·
I’m just not sure that…
·
That might work.
·
I’d like to begin by…
·
I believe/think…
·
Furthermore/Moreover/In addition/On
top of that…
·
For example/For instance…
·
Let me offer an example.
·
Thus/Therefore…
·
What I mean is…
·
There is no doubt that…
·
It’s obvious/clear that…
·
Regarding/concerning…
·
When it comes to…
·
believe…
·
It is clear that…
·
For instance,…
·
Therefore,…
·
Moreover,…
·
When it comes to…
Dari
ungkapan – ungkapan diatas tersebut dapat dipahami bahwa untuk menyelesaikan
suatu permalasahan hal yang pertama dilakukan adalah mengerti dengan jelas apa
inti dari masalah tersebut. Apabila sudah mengerti apa inti dari masalah
tersebut kita dapat membahasnya atau merundingkannya dengan orang – orang yang
berhubungan dengan masalah tersebut. Dan selanjutnya melakukan perundingan
dengan menggabungkan opini – opini yang ada dari setiap orang yang selanjutnya
diambil jalan keluarnya sehingga masalah dapat diselesaikan bersama dan masalah
terpecahkan.
Giving A Report
Laporan ialah sebuah bentuk dokumen atau penyajian yang berisi tentang fakta suatu keadaan atau kegiatan. Fakta yang disajikan dan dirangkai tersebut berkaitan dengan tanggung jawab yang diberikan kepada orang bersangkutan. Fakta ini berisi sebuah keterangan ataupun informasi yang didapatkan dari pengamatan atau yang dialami oleh orang yang diberi tanggung jawab.
Fungsi Laporan :
Sebagaimana laporan merupakan sesuatu yang vital dalam ruang lingkup perusahaan ataupu organisasi. Sesuatu yang selalu dibutuhkan dalam setiap kegiatan. Dengan begitu kita dapat meniti bahwa laporan pasti memiliki fungsi yang amat penting. Berikut ini penjelasannya.
Fungsi laporan terdiri dari :
Sebagai sarana menyampaikan informasi
Sebagai bahan pertanggung jawaban
Sebagai bahan evaluasi
Sarana pengawasan
Sebagai bahan pengambilan keputusan
Ciri-ciri Laporan :
Setelah beberapa fungsi tersebut, dijelaskan juga mengenai ciri-ciri laporan. Hal ini berguna sebagai pembeda, manakah laporan yang sah dan mana yang tidak. Hal ini juga guna mempermudah orang bersangkutan dalam membuat suatu laporan. Berikut ini ciri-cirinya.
· Ringkas
Dalam penulisan laporan, hanyalah hal-hal yang sifatnya pokok saja yang ditulis. Dari hal-hal pokok tersebut diringkas, dikualifikasikan manakah hal-hal yang berkaitan dengan tema kegiatan ataupun tugasnya. Dengan begitu maka pimpinan atau penerima dapat mengetehui langsung dengan jelas tentang laporan itu.
· Logis
Tidak hanya ringkas, informasi laporan juga harus bersifat logis, artinya segala keterangannya dapat ditelusuri dengan alasan yang masuk akal.
· Lengkap
Pada awal disebutkan bahwasanya laporan disusun secara ringkas, namun bukan berarti hal itu malah menghilangkan poin-poin penting. Laporan yang sempurna adalah laporan yang tersusun secara lengkap nan ringkas. Untuk menyempurnakannya yaitu dengan menambahkan bibliografi serta daftar sumber pustaka.
· Sistematis
Ringkas, logis, lengkap adalah sebagai pelengkap sistematisnya pembuatan laporan. Sistematis sendiri berarti keterangan yang dikemukakan tersusun secara rapih dan saling berkaitan.
Jenis-jenis Laporan
· Laporan Berdasarkan Bentuknya
Jenis pertama adalah laporan berdasarkan bentuknya. Laporan berdasarkan bentuknya terbagi menjadi 3, berikut ini penjelasannya :
Laporan bentuk surat, ialah laporan tertulis yang dibuat dalam bentuk surat. Umumnya, laporan bentuk surat ini berisi sebanyak 1 hingga 4 halaman. Contoh : Laporan jumlah siswa baru tahun ajaran 2017/2018.
Laporan bentuk memo, ialah laporan tertulis yang dibuat menggunakan memo. Karena hanya memo yang fungsinya sebagai pengingat kepentingan internal, umumnya laporan ini berisi tulisan singkat. Contoh : Hari Rabu, 15 Februari. Rapat evaluasi dengan staff.
Laporan bentuk naskah, ialah sebuah laporan yang isinya ditulis dan disampaikan dalam bentuk naskah, baik itu pendek ataupun panjang. Contoh : Laporan pertanggungjawaban pengurus organisasi lama.
· Laporan Berdasarkan Waktunya
Jenis yang kedua yaitu laporan yang ditinjau berdasarkan waktunya. Laporan ini terbagi menjadi 2 macam, berikut ini penjelesannya:
Laporan berkala, ialah laporan yang pembuatannya dilakukan secara rutin berkala dalam jangka waktu tertentu, seperti laporan harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. Contoh : Laporan pergerakan keuangan setiap bulan
Laporan bentuk insidental, ialah laporan yang dibuat saat diperlukan saja.
· Laporan Berdasarkan Sifatnya
Jenis laporan yang ketiga adalah laporan yang ditinjau berdasarkan sifatnya. Jenis laporan ini juga terbagi menjadi 2, berikut ini penjelesannya:
Laporan bersifat penting, ialah laporan yang berisi informasi atau keterangan penting dan rahasia. Laporan ini hanyalah orang tertentu saja yang boleh mengetahuinya, sesuai laporannya ditujukan untuk siapa.
Laporan bersifat biasa, ialah laporan yang berisi informasi atau keterangan umum yang memang tidak bersifat rahasia.
· Laporan Berdasarkan Penyampainnya
Laporan lisan, ialah sebuah informasi atau keterangan yang disampaikan secara langsung.
Laporan tertulis, ialah laporan sebuah informasi atau keterangan yang disampaikan secara tertulis. Seperti naskah, memo, dan surat.
Laporan visual, laporan ini biasa disampaikan tatap muka dengan media presentasi menggunakan power point.
· Laporan Berdasarkan Isinya
Laporan informatif
Laporan rekomendasi
Laporan kelayakan
Laporan analisa
Laporan pertanggungjawaban
Giving a Personal Presentation
Presentasi dalam Bahasa Inggris merupakan hal yang tidak dapat dihindari, karena pasti Anda akan atau pernah menghadapinya paling tidak satu kali selama hidup Anda bukan? Baik itu di dalam dunia kerja, bisnis, sekolah atau bahkan untuk mengikuti sebuah perlombaan. Presentasi menggunakan bahasa Inggris biasanya sering digunakan sebagai sebuah ujian praktik bahasa Inggris di sekolah menengah, bahkan di perkuliahan, beberapa mata kuliah di beberapa universitas mengharuskan untuk menggunakan bahasa Inggris secara penuh baik dalam kegiatan kelas maupun dalam melakukan presentasi.
Di dunia bisnis sendiri, presentasi dalam bahasa Inggris sudah menjadi seperti makanan sehari-hari. Karena seorang pebisnis pasti sering bertemu dengan klien yang hanya bisa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris. Selain karena kebutuhan atau tuntutan pekerjaan dan sekolah, tentunya melakukan atau berlatih untuk presentasi dengan menggunakan bahasa Inggris memiliki keuntungan untuk Anda untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris Anda.
Kemampuan bahasa Inggris yang baik sangat penting mengingat bahasa Inggris merupakan bahasa yang diakui secara internasional.
Untuk membantu Anda mempersiapkan presentasi dalam bahasa Inggris baik itu untuk keperluan bisnis atau pun mempersiapkan diri untuk tes atau ujian, di dalam tulisan ini akan tips dalam belajar bahasa inggris dan akan di bahas mengenai tips untuk mempersiapkan presentasi dalam bahasa Inggris.
Yang harus Anda lakukan saat presentasi berlangsung. Dalam sebuah presentasi terdapat struktur yang harus Anda perhatikan. Untuk membuat struktur presentasi agar presentasi Anda lebih rapih dan terarah, ada beberapa langkah yang harus Anda penuhi, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Langkah pertama:
Berilah kalimat sapaan atau greetings dan ucapan salam terima kasih karena telah hadir dalam acara tersebut:
· Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh / Thank you for coming to…/ I am glad to see you all.
· Good morning / afternoon / evening everybody / friends / guys.
· Good morning /Afternoon ladies and gentlemen. It’s an honor to meet you here
Contoh kalimat:
Good morning class, good morning Mr. Lecturer. First, we want to thank you all for your presence in this class and today’s presentation.
Langkah kedua:
Perkenalkan diri Anda.
· Let me introduce myself. My name is… I am from…
· Let me introduce myself and my partner. I am … and here is my partner is, … . We are from …
Contoh kalimat:
Before we begin, let us introduce ourselves. My name is Andra, the lady here is Araminta, and the man over there is Nick. We are from group 3.
Langkah ketiga:
Jelaskan isi, maksud dan tujuan Anda dalam presentasi :
· I would like to talk about…
· In this presentation, we will discuss about…
· In this opportunity, i would like to present…
Contoh dalam kalimat :
So, we realize that not everyone knows and have been wondering about what is and how is Panda Diplomacy. Extraordinary isn’t it? A Panda to do diplomacy. How can this be? That’s why we here today to tell you what it is and all you might want to know about Panda Diplomacy. Let’s start with how it began.
Catatan saat Anda menjelaskan mengenai isi presentasi, jangan lupa untuk menggunakan beberapa hal ini:
· Menggunakan linking words untuk transisi tiap kalimat dan untuk menunjukkan hasil, perbandingan dan alasan seperti: First, then, finally, because, since, but, however, although, in addition, therefore, consequently.
Contoh:
So first, we will begin with what is Panda Diplomacy. Then, we will tell you how we can know a term called ‘Panda Diplomacy.’ Since we know, there must be some curiosity unsolved within yourself. We decide to have a QnA session at the end of this presentation. However, the limited time we have resulted in limited person allowed to raise a hand to ask us a question.
· Mencamtukan contoh untuk mendukung argument dalam presentasi Anda.
Contoh:
One of the examples of the successful Panda Diplomacy is with Malaysia. In 2014, Malaysia received pandas as a remark for the 40th anniversary of diplomatic ties between Malaysia and China. Malaysia is the biggest allies of China in Asia. Besides Malaysia, China also sends the pandas to those countries which have significant economic cooperation with them.
Langkah keempat :
Melakukan sesi tanya jawab.
· Any question?
· Anybody would like to ask?
· Just feel free to interrupt me if you have something ask.
Contoh kalimat:
Okay, from everything we’ve told you about Panda Diplomacy and still have your question unanswered, feel free to ask us here.
Langkah kelima :
Setelah Anda menjelaskan isi, maksud dan tujuan Anda dalam presentasi, dan mengadakan sesi tanya jawab, jangan lupa untuk membuat atau menyampaikan kesimpulan mengenai materi yang telah Anda sampaikan.
· In conclusion …
· In summary …
· To summarize …
· To sum up …
Contoh dalam kalimat:
To conclude everything, we now know that Panda Diplomacy has a role in China’s foreign policy. In this diplomacy, Panda act as the diplomatic gifts given by China for the other countries
Langkah keenam :
Setelah Anda selesai memberikan presentasi Anda hingga melakukan sesi tanya jawab dan memberikan kesimpulan. Jangan lupa untuk menutup presentasi Anda dan mengucapkan Terima kasih.
· Thank you for your attention.
· Thank you very much for your great attention, ladies and gentlemen.
Contoh dalam kalimat:
It’s been a great discussion with you all, we don’t feel like we are the one who present something but we all did. Thank you very much for your great attention and active participation throughout this presentation.
Discussing Progress
The progress meeting is not after the fact appraisal meeting. No one is being judged or appraised. It is a proactive coaching meeting designed to produce feedback, conversation, next steps and alignment. It is designed to give power and support not to give judgment and assessment.
As a precursor to progress meetings, employees and managers work together to build a performance agreement based on employees’ accountability and goals of the employee. Progress meetings are 30 minutes meeting every two months to discuss the progress being made towards demonstrating the company values, fulfilling job accountabilities, achievement of goals.
For progress meetings, I usually wear my Sundays best – kidding – usually I just shorts and sandals – kidding again. Dress how you typically dress. Certainly face to face meetings are the best. I like meeting at a coffee shop or restaurant; however, the phone and screen sharing / web conferencing work.
The rest of the progress meeting is a gap analysis between the manager’s and employee’s perceptions of employee job accountabilities, demonstration of corporate values, and the status of his / her goals. During the meeting, the employee and manager trade views. The meeting is about listening and reflecting. I have participated in this process as both employee and manager and in my opinion listening to the views and scores of the other is the best part. The meeting also lays out a great process from which to hold conversations about performance.
All humans spend every second of their lives working. Maybe this activity cannot be observed with the eyes of the head itself, only seen in organs in humans, namely the heart. Almost all cells in the human body are always active at all times, except cells that contain chitin (hard skin), such as on nails and hair. So if philosophically all the things that are in human beings are always active in taking a number of jobs, then why do we prefer lazing for reasons for convenience?
WORK
Comfort is the same as laziness as not working
Some people are so deified that they are comfortable. That is too much to work until this moment by a handful of people. When you choose to live in comfort, at that time the intention to work is gone. Conscious or not, comfort is synonymous with lazing. Can someone be lazy then the hobby becomes changed just sitting around all day without doing anything. They think that this is the real life, even though they are not aware of the existence of every creation on this earth, namely to do something useful day by day.
Working is a natural destiny that must be fulfilled
We are destined to God to be able to do something useful for life. Please note that not only humans are always working on this earth. But other animals too, even plants themselves continue to move even though the movements they do are false or cannot be observed directly. Those who have never worked on the grounds: money is already abundant, power in grasp and insight that conspires high will surely be further away from happiness, relief and peace in their hearts.
The desire to work has been in humanity since being born into this mortal world. This is what is one of the destinies of the Creator, “why are humans still allowed to exhale every breath of the day from day to day.” Unfortunately, not a few of the people today think that this is nonsense, because lust and prestige are high in personal luxury has blinded his spiritual eyes. They prefer to sit back, not work every day and believe that this is part of the real comfort of life.
Work is not a burden but a pleasure
It must be understood first that there is no work that is truly perfect to live. Every job has certain sides where there is a pleasant and unpleasant impression, comfortable and uncomfortable impression, good impression and bad impression and so on. If you only focus on the burden that is heavy enough to be borne alone. In this life must be able to have a positive outlook when responding to something. So that positive perception is the driving force from within yourself (motivating yourself).
Work should be a power to be a better person day after day. When you are able to, seeing the positive sides of the profession that is occupied will undoubtedly make the profession beautiful to go through. Remember that only by loving what is done is that pleasure can feel warm in your heart. However, if there is no gratitude and more complaining then no matter how good the profession is, it will never make you happy.
Benefits of working in everyday life
Work is a gift that if done diligently, honestly and discipline also patiently will surely give satisfactory results. Look at this life for the better and keep the mind that always rejects the various tests that come. Because the test of life is even more obvious in the world of work. Therefore, prepare yourself for various possibilities and know also the benefits when spending time to work, namely as follows.
Devotion to God is worship.
Serving God is not only applicable in houses of worship but can occur anywhere, anytime and whatever is being pursued at this time. Because all humans are children of Adam and Eve, are God’s own children. So, when you serve others, it’s the same as doing good to God yourself.
Serve others – practice kindness.
Our lives must be balanced, not only to be served by others but also to serve others through daily work. Later, if too much forsir serves, you can be bored and tired by yourself, but if you want to continue to be served, you can become a spoiled and immature personality.
Train concentration – increase intelligence.
To do a professional job usually requires better concentration. Indirectly this kind of activity will train the mind to continue to grow, develop and even advance. Doing a repetitive routine usually makes someone become.
Senin, 07 Januari 2019
DEVIDEN SAHAM
Pengertian Dividen Saham
Pengertian dividen saham adalah bagian laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk saham. Pembagian dividen saham bisa berbentuk saham yang sejenis ataupun saham dengan jenis lain.
Mengapa perusahaan membayarkan dividen menggunakan saham ?
Alasan perusahaan memutuskan kebijakan dividen dengan pembagian dividen saham (stock dividend) umumnya karena perusahaan menghasilkan laba yang cukup tersedia namun arus kas (cashflow) kurang mencukupi, Kondisi kas tidak memungkinkan untuk pembayaran dividen secara tunai. Sehingga laba dibagikan bukan dengan uang tunai, tapi dibayar menggunakan tambahan saham sesuai dengan persentase kepemilikan jumlah saham perusahaan.
Walaupun banyak kasus dimana perusahaan membagikan dividen saham walaupun kondisi kas perusahaan mencukup untuk membagikan dividen tunai. Tentu banyak faktor dan pertimbangan yang mempengaruhinya.
Keuntungan Dividen Saham
Ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh perusahaan maupun pemegang saham dengan kebijakan dividen saham. antara lain :
Keuntungan bagi pemegang saham
Jumlah saham yang dimiliki akan bertambah. Tanpa ada pengeluaran (walaupun sebenarnya nilai investasi dan persentase kepemilikan saham tidak berubah, efeknya mungkin mirip dengan stock split)
Tidak ada pajak yang harus dibayaran dengan menerima dividen saham dari perusahaan Keuntungan bagi perusahaan
Pembagian dividen saham membuat perusahaan bisa menyimpan laba dan kas perusahaan. Dana tersebut bisa digunakan perusahaan untuk tujuan yang lain. Seperti pengembangan usaha, pembayaran utang yang segera jatuh tempo atau digunakan untuk pembayaran hal yang lain.
Struktur modal perusahaan lebih kuat. Dividen saham berasal dari pembagian laba ditahan, dengan cara mememindahkan akun laba ditahan ke pos akun ekuitas saham biasa. Maka jumlah ekuitas atau modal disetor perusahaan akan meningkat. Ujungnya struktur modal perusahaan akan lebih kuat.
Likuiditas perdagangan saham akan meningkat. Pembagian dividen saham akan membuat jumlah saham perusahaan yang beredar akan bertambah. Jumlah saham yang bertambah ini, secara teori akan membuat harga saham tersebut menurun. Harga saham yang murah akan menarik investor lain dalam membeli saham tersebut, dan perdagangan saham perusahaan-pun akan semakin likuid. Kapitalisasi pasar tidak berubah. Mirip seperti perusahaan yang melakukan stock split.
Kondisi keuangan tidak terganggu. Kondisi arus kas tidak akan terganggu karena perusahaan tidak perlu mengeluarkan kas tunai untuk membayar dividen.
Syarat Syarat Dividen Saham
Perusahaan yang ingin membagikan dividen namun tidak memiliki dana kas yang mencukupi, tidak serta-merta bisa membagikan dividen begitu saja. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh perusahaan.
1. Saldo Laba Ditahan Mencukupi
Sama seperti dividen tunai, pembayaran dividen saham juga berasal dari laba ditahan perusahaan. Bedanya, divide saham mengeluarkan uang tunai untuk dibayarkan kepada pemegang saham. Sedangkan dividen tunai menggunakan kas, tidak ada arus kas keluar. Yang ada hanya perpindahan akun laba ditahan perusahaan menjadi modal / ekuitas saham.
2. Disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Sama dengan dividen tunai, pembayaran dalam bentuk dividen saham harus memperoleh persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham
3. Harga Teoritis Saham Sesuai dengan Peraturan yang Ada
Di Indonesia, ada Bursa Efek Indonesia yang mengatur mengenai penerbitan saham baru atau perusahaan yang akan membagikan dividen saham. Manurut aturan bursa yang ada, harga teoritis saham hasil dari adanya penambahan saham baru paling tidak memiliki nilai Rp 100. Kecuali perusahaan bisa memberikan keyakinan kepada bursa efek bahwa apabila perusahaan tidak membagikan dividen saham bisa berpengaruh buruk terhadap kelangsungan hidup perusahaan.
Referensi:
Jumat, 04 Januari 2019
Meetings (Giving a Report about An Product)
PENGERTIAN PRODUK
Produk menurut Kotler dan Amstrong (1996:274) adalah : “A product as anything that can be offered to a market for attention, acquisition, use or consumption and that might satisfy a want or need”. Artinya produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.
Menurut Stanton, (1996:222), “A product is asset of tangible and intangible attributes, including packaging, color, price quality and brand plus the services and reputation of the seller”. Artinya suatu produk adalah kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merk ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya.
Menurut Tjiptono (1999:95) secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas “sesuatu” yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli.
Lima Tingkatan Produk
Menurut Kotler (2003:408) ada lima tingkatan produk, yaitu core benefit, basic product, expected product, augmented product dan potential product. Penjelasan tentang kelima tingkatan produk adalah :
a. Core benefit (namely the fundamental service of benefit that costumer really buying) yaitu manfaat dasar dari suatu produk yag ditawarkan kepada konsumen.
b. Basic product (namely a basic version of the product) yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indra.
c. Expected product (namely a set of attributes and conditions that the buyers normally expect and agree to when they purchase this product) yaitu serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk.
d. Augmented product (namely that one includes additional service and benefit that distinguish the company’s offer from competitor’s offer) yaitu sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.
e. Potential product (namely all of the argumentations and transformations that this product that ultimately undergo in the future) yaitu semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa datang.
Klasifikasi Produk
Banyak klasifikasi suatu produk yang dikemukakan ahli pemasaran, diantaranya pendapat yang dikemukakan oleh Kotler. Menurut Kotler (2002,p.451), produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu:
1. Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama, yaitu :
a) Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.
b) Jasa
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel dan sebagainya. Kotler (2002, p.486) juga mendefinisikan jasa sebagai berikut : “ Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.
2. Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Barang tidak tahan lama (nondurable goods)
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi, minuman kaleng dan sebagainya.
b. Barang tahan lama (durable goods)
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih). Contohnya lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.
3. Berdasarkan tujuan konsumsi yaitu
didasarkan pada siapa konsumennya dan untuk apa produk itu dikonsumsi, maka produk diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a) Barang konsumsi (consumer’s goods)
Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat dikonsumsi tanpa melalui pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh manfaat dari produk tersebut.
b) Barang industri (industrial’s goods)
Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan pemrosesan lebih lanjut untuk mendapatkan suatu manfaat tertentu. Biasanya hasil pemrosesan dari barang industri diperjual belikan kembali.
Menurut Kotler (2002, p.451), ”barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis”. Pada umumnya barang konsumen dibedakan menjadi empat jenis :
a) Convenience goods
Merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya antara lain produk tembakau, sabun, surat kabar, dan sebagainya.
b) Shopping goods
Barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Contohnya alat-alat rumah tangga, pakaian, furniture, mobil bekas dan lainnya.
c) Specialty goods
Barang-barang yang memiliki karakteristik dan/atau identifikasi merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Misalnya mobil Lamborghini, pakaian rancangan orang terkenal, kamera Nikon dan sebagainya.
d) Unsought goods
Merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya. Contohnya asuransi jiwa, ensiklopedia, tanah kuburan dan sebagainya.
Berbicara mengenai produk maka aspek yang perlu diperhatikan adalah kualitas produk. Menurut American Society for Quality Control, kualitas adalah “the totality of features and characteristics of a product or service that bears on its ability to satisfy given needs”, artinya keseluruhan ciri dan karakter-karakter dari sebuah produk atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat. Definisi ini merupakan pengertian kualitas yang berpusat pada konsumen sehingga dapat dikatakan bahwa seorang penjual telah memberikan kualitas bila produk atau pelayanan penjual telah memenuhi atau melebihi harapan konsumen.
Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Akan tetapi, suatu produk dengan penampilan terbaik atau bahkan dengan tampilan lebih baik bukanlah merupakan produk dengan kualitas tertinggi jika tampilannya bukanlah yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasar.
Menurut Kotler and Armstrong (2004, p.283) arti dari kualitas produk adalah “the ability of a product to perform its functions, it includes the product’s overall durability, reliability, precision, ease of operation and repair, and other valued attributes” yang artinya kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya.
Dimensi Kualitas Produk
Menurut Mullins, Orville, Larreche, dan Boyd (2005, p.422) apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk tersebut terdiri dari :
1. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk
2. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya tahan produk.
3. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.
4. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.
5. Reliabilty (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.
6. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa dilihat dari tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk.
7. Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan. Jadi, persepsi konsumen terhadap produk didapat dari harga, merek, periklanan, reputasi, dan
Negara asal.
Menurut Tjiptono (1997, p.25), dimensi kualitas produk meliputi :
1) Kinerja (performance)
Yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli, misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat diangkut, kemudahan dan kenyamanan dalam mengemudi dan sebagainya.
2) Keistimewaan tambahan (features)
Yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya kelengkapan interior dan eksterior seperti dash board, AC, sound system, door lock system, power steering, dan sebagainya.
3) Keandalan (reliability)
Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai, misalnya mobil tidak sering ngadat/macet/rewel/rusak.
4) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications)
Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya standar keamanan dan emisi terpenuhi, seperti ukuran as roda untuk truk tentunya harus lebih besar daripada mobil sedan.
5) Daya tahan (durability)
Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis penggunaan mobil.
6) Estetika (asthethic)
Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misalnya bentuk fisik mobil yang menarik, model atau desain yang artistik, warna, dan sebagainya.
Produk menurut Kotler dan Amstrong (1996:274) adalah : “A product as anything that can be offered to a market for attention, acquisition, use or consumption and that might satisfy a want or need”. Artinya produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.
Menurut Stanton, (1996:222), “A product is asset of tangible and intangible attributes, including packaging, color, price quality and brand plus the services and reputation of the seller”. Artinya suatu produk adalah kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merk ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya.
Menurut Tjiptono (1999:95) secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas “sesuatu” yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli.
Lima Tingkatan Produk
Menurut Kotler (2003:408) ada lima tingkatan produk, yaitu core benefit, basic product, expected product, augmented product dan potential product. Penjelasan tentang kelima tingkatan produk adalah :
a. Core benefit (namely the fundamental service of benefit that costumer really buying) yaitu manfaat dasar dari suatu produk yag ditawarkan kepada konsumen.
b. Basic product (namely a basic version of the product) yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indra.
c. Expected product (namely a set of attributes and conditions that the buyers normally expect and agree to when they purchase this product) yaitu serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk.
d. Augmented product (namely that one includes additional service and benefit that distinguish the company’s offer from competitor’s offer) yaitu sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.
e. Potential product (namely all of the argumentations and transformations that this product that ultimately undergo in the future) yaitu semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa datang.
Klasifikasi Produk
Banyak klasifikasi suatu produk yang dikemukakan ahli pemasaran, diantaranya pendapat yang dikemukakan oleh Kotler. Menurut Kotler (2002,p.451), produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu:
1. Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama, yaitu :
a) Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.
b) Jasa
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel dan sebagainya. Kotler (2002, p.486) juga mendefinisikan jasa sebagai berikut : “ Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.
2. Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Barang tidak tahan lama (nondurable goods)
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi, minuman kaleng dan sebagainya.
b. Barang tahan lama (durable goods)
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih). Contohnya lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.
3. Berdasarkan tujuan konsumsi yaitu
didasarkan pada siapa konsumennya dan untuk apa produk itu dikonsumsi, maka produk diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a) Barang konsumsi (consumer’s goods)
Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat dikonsumsi tanpa melalui pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh manfaat dari produk tersebut.
b) Barang industri (industrial’s goods)
Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan pemrosesan lebih lanjut untuk mendapatkan suatu manfaat tertentu. Biasanya hasil pemrosesan dari barang industri diperjual belikan kembali.
Menurut Kotler (2002, p.451), ”barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis”. Pada umumnya barang konsumen dibedakan menjadi empat jenis :
a) Convenience goods
Merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya antara lain produk tembakau, sabun, surat kabar, dan sebagainya.
b) Shopping goods
Barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Contohnya alat-alat rumah tangga, pakaian, furniture, mobil bekas dan lainnya.
c) Specialty goods
Barang-barang yang memiliki karakteristik dan/atau identifikasi merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Misalnya mobil Lamborghini, pakaian rancangan orang terkenal, kamera Nikon dan sebagainya.
d) Unsought goods
Merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya. Contohnya asuransi jiwa, ensiklopedia, tanah kuburan dan sebagainya.
Berbicara mengenai produk maka aspek yang perlu diperhatikan adalah kualitas produk. Menurut American Society for Quality Control, kualitas adalah “the totality of features and characteristics of a product or service that bears on its ability to satisfy given needs”, artinya keseluruhan ciri dan karakter-karakter dari sebuah produk atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat. Definisi ini merupakan pengertian kualitas yang berpusat pada konsumen sehingga dapat dikatakan bahwa seorang penjual telah memberikan kualitas bila produk atau pelayanan penjual telah memenuhi atau melebihi harapan konsumen.
Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Akan tetapi, suatu produk dengan penampilan terbaik atau bahkan dengan tampilan lebih baik bukanlah merupakan produk dengan kualitas tertinggi jika tampilannya bukanlah yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasar.
Menurut Kotler and Armstrong (2004, p.283) arti dari kualitas produk adalah “the ability of a product to perform its functions, it includes the product’s overall durability, reliability, precision, ease of operation and repair, and other valued attributes” yang artinya kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya.
Dimensi Kualitas Produk
Menurut Mullins, Orville, Larreche, dan Boyd (2005, p.422) apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk tersebut terdiri dari :
1. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk
2. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya tahan produk.
3. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.
4. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.
5. Reliabilty (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.
6. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa dilihat dari tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk.
7. Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan. Jadi, persepsi konsumen terhadap produk didapat dari harga, merek, periklanan, reputasi, dan
Negara asal.
Menurut Tjiptono (1997, p.25), dimensi kualitas produk meliputi :
1) Kinerja (performance)
Yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli, misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat diangkut, kemudahan dan kenyamanan dalam mengemudi dan sebagainya.
2) Keistimewaan tambahan (features)
Yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya kelengkapan interior dan eksterior seperti dash board, AC, sound system, door lock system, power steering, dan sebagainya.
3) Keandalan (reliability)
Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai, misalnya mobil tidak sering ngadat/macet/rewel/rusak.
4) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications)
Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya standar keamanan dan emisi terpenuhi, seperti ukuran as roda untuk truk tentunya harus lebih besar daripada mobil sedan.
5) Daya tahan (durability)
Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis penggunaan mobil.
6) Estetika (asthethic)
Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misalnya bentuk fisik mobil yang menarik, model atau desain yang artistik, warna, dan sebagainya.
Referensi;
Langganan:
Postingan (Atom)