Neraca Pembayaran Indonesia Terhadap Argentina
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) merupakan statistik yang mencatat
transaksi ekonomi antara penduduk Indonesia dengan bukan penduduk pada suatu
periode tertentu. Transaksi NPI terdiri dari transaksi berjalan, transaksi
modal, dan transaksi finansial. Transaksi berjalan terdiri dari neraca
perdagangan barang, neraca perdagangan jasa, neraca pendapatan primer dan
neraca pendapatan sekunder. Sedangkan transaksi modal dan transaksi finansial
terdiri dari investasi langsung, investasi portofolio dan investasi lainnya.
Argentina adalah sebuah negara
yang kaya dengan SDA, tingkat melek huruf yang tinggi, sektor pertanian yang
maju serta industri yang beragam. Malangnya, sejak akhir 1980-an negara ini
telah menimbun hutang luar negeri yang tinggi, inflasi sampai 200% sebulan, dan
pengeluaran yang merudum. Dalam mengatasi krisis ekonomi tersebut, pemerintahan
telah mengambil langkah-langkah seperti liberalisasi perdagangan, deregulasi,
dan swastanisasi. Pada 1991, pemerintahan telah melaksanakan reformasi finansial
yang radikal dengan mematok peso kepada dolar AS dan mencanangkan pertumbuhan
keuangan untuk perlindungan moneter secara undang-undang.
Walaupun pada mulanya
berhasil menurunkan tingkat inflasi dan pertumbuhan PDB yang semakin pulih,
krisis ekonomi yang melanda Meksiko, Asia, Rusia dan Brasil pada 1999 telah
mengeruhkan keadaan ekonomi negaranya.
Keadaan ekonominya
semakin meruncing pada 2001 dengan widening of spreads pada Bon Argentina,
pengeluaran secara besar-besaran oleh bank serta kejatuhan keyakinan pengguna
dan para buruh. Usaha pemerintah untuk mencapai zero deficit, menstabilisasikan
sistem perbankan, dan mengekalkan pertumbuhan ekonomi tidak mampu membendung
masalah ekonomi yang semakin meningkat itu. Pada 21 Desember, Presiden De La
Rua telah disingkirkan akibat rusuhan rakyat kelas pertengahan dan Kongres
melantik Eduardo Duhalde sebagai ketua negara sementara. Duhalde kemudian
bertemu dengan pegawai IMF untuk mendapat pinjaman tambahan $20 juta. Tambatan
peso kepada dolar telah digugurkan pada Januari 2002, dan peso telah diapung
dari dolar pada Februari yang mengakibatkan mayoritas rakyatnya kehilangan
semua simpanan hidup mereka sewaktu kejatuhan ekonomi 2001 (Pada 2002 PDB
adalah negatif 11%, inflasi mencecah 41% dan lebih 37% penduduknya hidup di
bawah garis kemiskinan).
Pada 23 Desember
2001, presiden sementara Adolfo Rodriguez Saa telah mendeklarasikan moratorium
utang. Menurut pakar agronomi Alberto Lapolla, yang telah banyak menulis
tentang transformasi Argentina dari sebuah negara bijian kepada "republik
kedelai", 450.000 rakyatnya mati kelaparan di antara 1990 dan 2003.
Berdasarkan kajian Institut d'études sur l'État et la participation (IDEP), ia
menambahkan bahwa setiap hari 55 anak-anak, 35 dewasa dan 15 warga tua di
negara ini mati akibat penyakit yang berkaitan dengan kelaparan.
Namun
demikian pada Januari 2004, keadaan ekonomi telah menunjukkan tanda-tanda
membaik disebabkan pertumbuhan dalam yang meriah pada tahun 2003. Pemulihan
ekonomi negara diperkirakan berlanjut untuk beberapa tahun yang akan datang
dengan kadar pertumbuhan dalam yang konstan. Walaupun begitu, sewaktu
perjumpaan tahunan yang dihadiri anggota IMF/Bank Dunia, ketua-ketua IMF, Uni
Eropa, G7 negara industri dan Institut Keuangan Internasional (IIF) yang
diadakan pada 1-2 Oktober, Presiden Néstor Kirchner telah diberi peringatan
untuk segera menstrukturkan kembali hutang negara, menambah belanjawan surplusnya
untuk membayar lebih banyak hutangnya serta mengenakan reformasi struktur untuk
membuktikan kepada komunitas keu angan sedunia bahwa Argentina layak menerima
pinjaman serta investasi dari mereka.
Neraca Pembayaran Argentina 2008 -2014
Neraca Pembayaran Argentina 2008 -2014
Arus Modal Argentina 2008 - 2014
Transaksi Berjalan dibandingkan GDP 2008 -2014
Produk Domestik Bruto 2008 - 2014
Import Argentina 2008 - 2014
NERACA PEMBAYARAN
INDONESIA
TRANSAKSI BERJALAN
INDONESIA
TRANSAKSI MODAL dan
FINANSIAL
NERACA PERDAGANGAN INDONESIA
dengan ARGENTINA
Periode: 2012 - 2017
Periode: 2012 - 2017
(Nilai : Ribu US$)
|
|||||||||||||||||||
Uraian
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
2016
|
Trend(%) 2012-2016
|
Jan-Apr
|
Perub.
(%) 2017/
2016
|
|||||||||||
2016
|
2017
|
||||||||||||||||||
TOTAL PERDAGANGAN
|
2.068.817,60
|
2.021.841,50
|
1.702.248,50
|
1.535.413,50
|
1.593.189,40
|
-7,67
|
506.887,80
|
420.060,50
|
-17,13
|
||||||||||
MIGAS
|
6.122,40
|
4.757,90
|
4.575,40
|
0
|
3.989,70
|
0
|
3.989,70
|
0
|
-100
|
||||||||||
NON MIGAS
|
2.062.695,20
|
2.017.083,60
|
1.697.673,10
|
1.535.413,50
|
1.589.199,70
|
-7,64
|
502.898,10
|
420.060,50
|
-16,47
|
||||||||||
EKSPOR
|
312.538,80
|
335.214,50
|
236.923,40
|
237.063,80
|
219.553,60
|
-9,99
|
63.973,10
|
77.774,10
|
21,57
|
||||||||||
MIGAS
|
24
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
||||||||||
NON MIGAS
|
312.514,80
|
335.214,50
|
236.923,40
|
237.063,80
|
219.553,60
|
-9,99
|
63.973,10
|
77.774,10
|
21,57
|
||||||||||
IMPOR
|
1.756.278,80
|
1.686.627,00
|
1.465.325,20
|
1.298.349,70
|
1.373.635,80
|
-7,25
|
442.914,70
|
342.286,40
|
-22,72
|
||||||||||
MIGAS
|
6.098,40
|
4.757,90
|
4.575,40
|
0
|
3.989,70
|
0
|
3.989,70
|
0
|
-100
|
||||||||||
NON MIGAS
|
1.750.180,30
|
1.681.869,10
|
1.460.749,80
|
1.298.349,70
|
1.369.646,10
|
-7,22
|
438.925,00
|
342.286,40
|
-22,02
|
||||||||||
NERACA PERDAGANGAN
|
-1.443.739,90
|
-1.351.412,60
|
-1.228.401,80
|
-1.061.285,90
|
-1.154.082,20
|
-6,66
|
-378.941,60
|
-264.512,30
|
30,2
|
||||||||||
MIGAS
|
-6.074,50
|
-4.757,90
|
-4.575,40
|
0
|
-3.989,70
|
0
|
-3.989,70
|
0
|
100
|
||||||||||
NON MIGAS
|
-1.437.665,50
|
-1.346.654,70
|
-1.223.826,40
|
-1.061.285,90
|
-1.150.092,50
|
-6,62
|
-374.951,90
|
-264.512,30
|
29,45
|
||||||||||
Sumber: BPS, Processed by Trade Data
and Information Center, Ministry of Trade
|
|||||||||||||||||||
Sumber:
Nama
Kelompok 8 : (1EB11)
1. Bima Indra
Sutopo (21216424)
2. Ismayagita
Cipta Rifinaya (23216616)
3. Riska
Erviani (26216474)